Semua Tentang Morris Mini Cooper
Disini thread khusus buat yang mau nanya-nanya tentang perawatan, spesifikasi teknis, model-model dan varian-varian dari Mini. Juga buat yang penasaran sama mobil ini juga bisa nanya langsung ke sini. Biar enggak salah, Morris Mini yang dimaksud itu Mini Klasik tahun pembuatan 1959-2000, bukannya MINI buatan BMW ya....
Buat acuan, dibawah ini ada website-website penting tentang Morris Mini:
Website Jakarta Morris Club:
www.jmc.or.id
Model-model dan varian Mini:
Model-model Mini
Sejarah Perkembangan Mini:
Sejarah Mini
Mesin-mesin Morris Mini
Variasi mesin-mesin Morris Mini memang ada banyak, tapi pada umumnya harus menggunakan mesin asli Morris karena kalau mau pakai mesin mobil lain, tidak ada tempat. Mesin Morris punya kode mesin A-series. Untuk periode tahun 59-69, kode mesin biasanya berawalan MA2S-xxxx untuk merek Morris, AA2S-xxxx untuk merek Austin. 2S berarti Saloon 2 pintu. Setelah tahun 69, kode mesin menjadi berawalan XL-2S-1N-xxxxxx. Pada tahun itu juga di Inggris penggunaan merek Morris Mini dan Austin Mini hilang diganti dengan Mini saja.
Ada 3 buah kapasitas mesin yang umum dijumpai: 850cc (848cc), 1000cc (998cc) dan 1300cc (1275cc). Mesin 850 diproduksi dari 59-80, mesin 1000 diproduksi dari tahun 69-93. Mesin 1275 awal dipakai pada Mini Cooper S produksi tahun 63-71. Lalu dipakai pula oleh Mini 1275GT dari tahun 69-80. Pada tahun 1990, mesin 1275 digunakan kembali. Pada tahun 1993, semua Mini memakai mesin 1275cc. Rover Mini Cooper memakai mesin 1275 Injection sejak tahun 1991, diikuti oleh Mini biasa pada tahun 1994.
Transmisi Mini mempunyai 4 kecepatan maju, dan 1 kecepatan mundur. Transmisi Otomatis tersedia sejak tahun 1964.
Karburator Mini sejak awal ialah Karburator SU. dari tahun 1959-1974 memakai karburator HS2 berdiameter 1 1/4 inchi. Sejak tahun 74, memakai karburator HS4 berdiameter lebih besar 1 1/2 inchi. Semua Mini Cooper tahun 1961-1970 memakai karburator HS2 ganda. Mini Cooper tahun 1990 memakai karburator HIF44 berdiameter 1 3/4 inchi.
Ada 3 buah kapasitas mesin yang umum dijumpai: 850cc (848cc), 1000cc (998cc) dan 1300cc (1275cc). Mesin 850 diproduksi dari 59-80, mesin 1000 diproduksi dari tahun 69-93. Mesin 1275 awal dipakai pada Mini Cooper S produksi tahun 63-71. Lalu dipakai pula oleh Mini 1275GT dari tahun 69-80. Pada tahun 1990, mesin 1275 digunakan kembali. Pada tahun 1993, semua Mini memakai mesin 1275cc. Rover Mini Cooper memakai mesin 1275 Injection sejak tahun 1991, diikuti oleh Mini biasa pada tahun 1994.
Transmisi Mini mempunyai 4 kecepatan maju, dan 1 kecepatan mundur. Transmisi Otomatis tersedia sejak tahun 1964.
Karburator Mini sejak awal ialah Karburator SU. dari tahun 1959-1974 memakai karburator HS2 berdiameter 1 1/4 inchi. Sejak tahun 74, memakai karburator HS4 berdiameter lebih besar 1 1/2 inchi. Semua Mini Cooper tahun 1961-1970 memakai karburator HS2 ganda. Mini Cooper tahun 1990 memakai karburator HIF44 berdiameter 1 3/4 inchi.
Rallye Monte Carlo
Mini Cooper S memenangkan Rallye Monte Carlo 3 kali yaitu pada tahun 1964, 1965 dan 1967. Seharusnya pada tahun 1966, Mini Cooper S juga memenangkan Rallye Monte Carlo tapi didiskualifikasi oleh ofisial Rally.
Sejak awal Rally 1966, ketegangan sudah dirasakan tim British Motor Corporation yang menurunkan 3 Mini Cooper S. Ofisial mengubah peraturan secara tiba-tiba, scrutineering yang amat sangat ketat dan pemeriksaan menyeluruh terutama untuk Mini. Tersiar kabar bahwa ofisial Rally tidak ingin Mini memenangkan rally untuk 3 kali berturut-turut alias Hattrick.
Ketika lomba berjalan, dan Mini memenangkan posisi pertama di kelasnya, ofisial rally dan tim scrutineering langsung membongkar Mini pemenang dan memeriksa dengan ketat semua komponen. Segala komponen mesin yang dianggap menyimpang dari aturan mesin standar dipertanyakan dan dapat dibuktikan oleh tim BMC bahwa mobil-mobil mereka sesuai dengan aturan Homologasi (mobil yang turun rally harus berspesifikasi mobil produksi dengan jumlah minimum produksi 5000 unit pada tahun sebelumnya). Pada akhirnya, Mini didiskualifikasi dengan kesalahan bahwa filamen lampu kabut pada Mini tidak sesuai dengan peraturan lalu lintas Perancis. Hal ini berlaku untuk semua mobil produksi Inggris, sehingga selain Mini, mobil-mobil seperti Austin-Healey, MG dll juga ikut di diskualifikasi.
Pemenang Rally akhirnya menjadi sebuah Citroen, mobil produksi Perancis. Dunia otomotif pun gempar dengan keputusan ini. Pembalap Citroen tersebut, Pauli Toivonen sampai-sampai merasa malu dengan kejadian tersebut dan tidak ingin membalap dengan tim Citroen lagi. Majalah otomotif Perancis malah sampai membandingkan mobil rally Mini Cooper S dengan mobil Mini Cooper S gres dari showroom dan mengetes dengan kondisi rally. Hasilnya, Mini Cooper S dari showroom malah mencatat waktu lebih baik daripada mobil Rally. Ini membuktikan bahwa tak ada modifikasi mesin yang menyalahi aturan, dan diskualifikasi Mini merupakan alasan politis belaka.
Tahun berikutnya, 1967, Mini dan tim BMC membalas dendam dengan meraih juara 1, 2 dan 3 di Rallye Monte Carlo! Semua publikasi ini menjadi semacam publikasi gratis bagi BMC dan penjualan Mini pun meningkat setelah kejadian tersebut.
Sejak awal Rally 1966, ketegangan sudah dirasakan tim British Motor Corporation yang menurunkan 3 Mini Cooper S. Ofisial mengubah peraturan secara tiba-tiba, scrutineering yang amat sangat ketat dan pemeriksaan menyeluruh terutama untuk Mini. Tersiar kabar bahwa ofisial Rally tidak ingin Mini memenangkan rally untuk 3 kali berturut-turut alias Hattrick.
Ketika lomba berjalan, dan Mini memenangkan posisi pertama di kelasnya, ofisial rally dan tim scrutineering langsung membongkar Mini pemenang dan memeriksa dengan ketat semua komponen. Segala komponen mesin yang dianggap menyimpang dari aturan mesin standar dipertanyakan dan dapat dibuktikan oleh tim BMC bahwa mobil-mobil mereka sesuai dengan aturan Homologasi (mobil yang turun rally harus berspesifikasi mobil produksi dengan jumlah minimum produksi 5000 unit pada tahun sebelumnya). Pada akhirnya, Mini didiskualifikasi dengan kesalahan bahwa filamen lampu kabut pada Mini tidak sesuai dengan peraturan lalu lintas Perancis. Hal ini berlaku untuk semua mobil produksi Inggris, sehingga selain Mini, mobil-mobil seperti Austin-Healey, MG dll juga ikut di diskualifikasi.
Pemenang Rally akhirnya menjadi sebuah Citroen, mobil produksi Perancis. Dunia otomotif pun gempar dengan keputusan ini. Pembalap Citroen tersebut, Pauli Toivonen sampai-sampai merasa malu dengan kejadian tersebut dan tidak ingin membalap dengan tim Citroen lagi. Majalah otomotif Perancis malah sampai membandingkan mobil rally Mini Cooper S dengan mobil Mini Cooper S gres dari showroom dan mengetes dengan kondisi rally. Hasilnya, Mini Cooper S dari showroom malah mencatat waktu lebih baik daripada mobil Rally. Ini membuktikan bahwa tak ada modifikasi mesin yang menyalahi aturan, dan diskualifikasi Mini merupakan alasan politis belaka.
Tahun berikutnya, 1967, Mini dan tim BMC membalas dendam dengan meraih juara 1, 2 dan 3 di Rallye Monte Carlo! Semua publikasi ini menjadi semacam publikasi gratis bagi BMC dan penjualan Mini pun meningkat setelah kejadian tersebut.
TIPE-TIPE KARBURATOR MINI
Karburator untuk Mini itu dibuat oleh SU. SU itu sendiri adalah nama perusahaan yang membuat karburatornya (Skinners Union). Untuk serinya ada beberapa, yang saya tahu ada 3 tipe, seri H, seri HS, sama seri HIF. Seri H biasa dipake di tipe-tipe mobil yang lebih tua, kalau Mini sepanjang hidupnya sampai tahun 1993 pakai seri HS. HS2 punya diameter 1 1/4 inci, HS4 1 1/2 inci, HS6 1 3/4 inci. Setelah tahun 1993, Mini mempunyai mesin standar 1300cc memakai karburator HIF38 dan Mini Cooper dari tahun 1990-1993 memakai HIF44. Semua Mini Cooper produksi tahun 1961-1971 memakai double-carburettor HS2.
Seri HS punya penampung bensin di sisi bodi utama karburator. sedangkag Seri HIF merupakan pengembangan dari seri HS, dimana penampung bensin berada tepat di bawah bodi karburator dan tidak terpisah.
HS2 untuk mesin 850 dan 1000 awal, HS4 untuk mesin 1000 dan HS6 sebetulnya tidak resmi dipakai di Mini, tapi dipakai mobil-mobil Leyland ber-cc besar. HS4 sendiri ada dua tipe, Pre-Waxstat dan Waxstat. Pre-Waxstat biasa ditemui di mobil-mobil sebelum 1979 dan punya rumah jet berwarna merah, sementara Waxstat lebih modern dan tidak lagi berwarna merah untuk rumah jetnya. Beda antara keduanya ialah pre-Waxstat dudukan jetnya fixed (tidak dapat bergerak) sementara Waxstat dudukan jetnya dapat bergerak naik-turun tergantung panas mesin. Logikanya, ketika mesin mulai menemukan panas operasional optimalnya, mesin memerlukan bensin lebih sedikit karena suhu mesin sudah ideal untuk pembakaran yang sempurna, makanya dudukan jet akan bergerak naik supaya lebih sedikit bensin bisa mengalir masuk. Pada kenyataannya, sistem tersebut kurang presisi sehingga sering terjadi pada saat mesin sudah mulai panas, putaran mesin pada idle meninggi lebih dari 1000rpm, atau malah menurun dari normal 750-850rpm. Pre-Waxstat tidak terpengaruh karena fixed. Tidak ada masalah besar karena hal ini, hanya saja akan sedikit merepotkan untuk menyetel rpm mesin pada saat idle karena tidak akan sama pada saat mesin dingin dengan saat mesin panas.
HIF38 punya diameter 1 1/2 inci atau 38mm dan HIF44 punya diameter 1 3/4 inci atau 44mm. Seri HIF38 dipakai di Mini dengan mesin 1300cc dari 1993-1995 sebelum berganti ke single point injection, nah HIF44 aslinya dipakai MG Metro 1300cc tapi kemudian dipakai untuk Mini Cooper tahun 1990-1993.
Cara paling gampang dan paling jitu buat membedakan HIF dengan HS yaitu melihat disamping bodi karbu-nya ada tabung penampungan bensin atau tidak. Yang lebih susah itu membedakan HIF38 sama HIF44 atau karbu HIF 1 1/2' dengan 1 3/4'. Bentuknya secara fisik sama persis sementara kalau HS2 dengan HS4 dengan HS6 bentuk fisiknya bisa dibedakan, tapi HIF38 sama HIF44 benar-benar sama persis. Satu-satunya cara untuk memastikan mana yang 1 1/2' mana yang 1 3/4' hanya dengan mengukur lebar lubang diameternya saja, 38mm atau 44mm. Banyak orang suka kecele melihat karbu HIF secara otomatif beranggapan pasti 1 3/4', padahal belum tentu.
Untuk perawatan, banyak orang bilang lebih gampang merawat karburator tipe HS karena simpel dan sederhana, sementara tipe HIF lebih kompleks daripada HS, cuma untuk nyamannya yang HIF memang sudah lebih sempurna, terutama di per karburatornya yang sudah menyatu tidak terpisah seperti HS, biasanya kalau pernya bukan aslinya, mobil akan endut-endutan kalau digas.
Karburator mana yang lebih baik performance-nya?
Betulnya, semua tergantung tipe mesin dan lebar diameter karbu-nya.
Untuk mesin 850cc, karburator 1 1/4" lebih enak karena cc mesin yang tidak menuntut rasio udara/bensin yang terlalu banyak.
Untuk mesin 1000, konsensus umumnya untuk performance dan ekonomi, dipakai karburator 1 1/2" (baik tipe HS4 ataupun HIF38), kalau mau pakai double-karburator, pakai double HS2. Mesin akan lebih enak di top speednya, tarikan lebih enak, tapi konsumsi bensin memang bertambah. Memakai karbu 1 3/4" akan overkill karena volume udara yang masuk bertambah lebih banyak daripada yang dibutuhkan mesin sehingga pembakaran tidak sempurna dan akan ada banyak bensin yang tidak terbakar oleh mesin.
Untuk mesin 1300cc ada dua pendapat, pertama pakai karbu diameter 1 3/4" dan kedua pakai karbu 1 1/2". Memakai karbu 1 3/4 memang lebih enak untuk top speed, dan konsumsi bensin juga tidak terlalu beda jauh dengan karbu 1 1/2 tapi karbu 1 1/2 punya lebih banyak torsi sehingga tarikan awal lebih enak walaupun top speed berkurang. Untuk dobel karburator, lebih disarankan pakai twin 1 1/4", karena twin 1 1/2 ataupun 1 3/4 lebih ideal untuk mesin yang sudah diover-bore lebih dari 1300cc (misal untuk mesin 1380cc ataupun 1410cc alias 1275 yang dioverbore +40 dan +60).
Seri HS punya penampung bensin di sisi bodi utama karburator. sedangkag Seri HIF merupakan pengembangan dari seri HS, dimana penampung bensin berada tepat di bawah bodi karburator dan tidak terpisah.
HS2 untuk mesin 850 dan 1000 awal, HS4 untuk mesin 1000 dan HS6 sebetulnya tidak resmi dipakai di Mini, tapi dipakai mobil-mobil Leyland ber-cc besar. HS4 sendiri ada dua tipe, Pre-Waxstat dan Waxstat. Pre-Waxstat biasa ditemui di mobil-mobil sebelum 1979 dan punya rumah jet berwarna merah, sementara Waxstat lebih modern dan tidak lagi berwarna merah untuk rumah jetnya. Beda antara keduanya ialah pre-Waxstat dudukan jetnya fixed (tidak dapat bergerak) sementara Waxstat dudukan jetnya dapat bergerak naik-turun tergantung panas mesin. Logikanya, ketika mesin mulai menemukan panas operasional optimalnya, mesin memerlukan bensin lebih sedikit karena suhu mesin sudah ideal untuk pembakaran yang sempurna, makanya dudukan jet akan bergerak naik supaya lebih sedikit bensin bisa mengalir masuk. Pada kenyataannya, sistem tersebut kurang presisi sehingga sering terjadi pada saat mesin sudah mulai panas, putaran mesin pada idle meninggi lebih dari 1000rpm, atau malah menurun dari normal 750-850rpm. Pre-Waxstat tidak terpengaruh karena fixed. Tidak ada masalah besar karena hal ini, hanya saja akan sedikit merepotkan untuk menyetel rpm mesin pada saat idle karena tidak akan sama pada saat mesin dingin dengan saat mesin panas.
HIF38 punya diameter 1 1/2 inci atau 38mm dan HIF44 punya diameter 1 3/4 inci atau 44mm. Seri HIF38 dipakai di Mini dengan mesin 1300cc dari 1993-1995 sebelum berganti ke single point injection, nah HIF44 aslinya dipakai MG Metro 1300cc tapi kemudian dipakai untuk Mini Cooper tahun 1990-1993.
Cara paling gampang dan paling jitu buat membedakan HIF dengan HS yaitu melihat disamping bodi karbu-nya ada tabung penampungan bensin atau tidak. Yang lebih susah itu membedakan HIF38 sama HIF44 atau karbu HIF 1 1/2' dengan 1 3/4'. Bentuknya secara fisik sama persis sementara kalau HS2 dengan HS4 dengan HS6 bentuk fisiknya bisa dibedakan, tapi HIF38 sama HIF44 benar-benar sama persis. Satu-satunya cara untuk memastikan mana yang 1 1/2' mana yang 1 3/4' hanya dengan mengukur lebar lubang diameternya saja, 38mm atau 44mm. Banyak orang suka kecele melihat karbu HIF secara otomatif beranggapan pasti 1 3/4', padahal belum tentu.
Untuk perawatan, banyak orang bilang lebih gampang merawat karburator tipe HS karena simpel dan sederhana, sementara tipe HIF lebih kompleks daripada HS, cuma untuk nyamannya yang HIF memang sudah lebih sempurna, terutama di per karburatornya yang sudah menyatu tidak terpisah seperti HS, biasanya kalau pernya bukan aslinya, mobil akan endut-endutan kalau digas.
Karburator mana yang lebih baik performance-nya?
Betulnya, semua tergantung tipe mesin dan lebar diameter karbu-nya.
Untuk mesin 850cc, karburator 1 1/4" lebih enak karena cc mesin yang tidak menuntut rasio udara/bensin yang terlalu banyak.
Untuk mesin 1000, konsensus umumnya untuk performance dan ekonomi, dipakai karburator 1 1/2" (baik tipe HS4 ataupun HIF38), kalau mau pakai double-karburator, pakai double HS2. Mesin akan lebih enak di top speednya, tarikan lebih enak, tapi konsumsi bensin memang bertambah. Memakai karbu 1 3/4" akan overkill karena volume udara yang masuk bertambah lebih banyak daripada yang dibutuhkan mesin sehingga pembakaran tidak sempurna dan akan ada banyak bensin yang tidak terbakar oleh mesin.
Untuk mesin 1300cc ada dua pendapat, pertama pakai karbu diameter 1 3/4" dan kedua pakai karbu 1 1/2". Memakai karbu 1 3/4 memang lebih enak untuk top speed, dan konsumsi bensin juga tidak terlalu beda jauh dengan karbu 1 1/2 tapi karbu 1 1/2 punya lebih banyak torsi sehingga tarikan awal lebih enak walaupun top speed berkurang. Untuk dobel karburator, lebih disarankan pakai twin 1 1/4", karena twin 1 1/2 ataupun 1 3/4 lebih ideal untuk mesin yang sudah diover-bore lebih dari 1300cc (misal untuk mesin 1380cc ataupun 1410cc alias 1275 yang dioverbore +40 dan +60).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar